“Candi..!”, terdengar samar-samar. Suara yang lantang dan keras itu semakin
mendekat ,dan terdengar semakin keras. Tetapi candi hanya terdiam termenung,
seakan tidak mendengar suara itu. “Candi...!”, sambil menepuk pundaknya, dengan
maksud mengejutkan. Tapi Candi tidak marah, Candi hanya menengok sesaat,
kemudian menyandarkan lagi bahunya ke dinding tempatnya duduk, Tyo bingung
dengan sikap Candi hari ini.
“Kenapa
sih Can, anak boss dateng,
bukanya seneng, eh.. malah di cuekin...!”, Tanya Tyo sambil duduk di
samping Candi.
Perlahan
Candi menengok, kemudian tertunduk lemas,melihat meja yang baru saja dia
bersihkan.
“Kamu
kenapa Can?, mau makan bakso?.. ambil saja, toh udah lewat jam makan siang,
pembeli juga udah pada pergi...”. Gumam Tyo mengajak Candi bicara.
“Yo,
aku ni jelek apa bodoh sih...?”. Tanya Candi dengan gelagat serius.
“Ha
ha ha, dua duanya lagi, kemana aja kamu nggak sadar-sadar, kalau kamu itu
jelek, nggak pinter lagi, dan yang lebih parahnya lagi, kamu itu
suka makan telur , jadi kentut kamu itu busuk sekali…! ”

“mmmm, yo kenapa sih enggak ada yang
ngertiin aku ,baik ayah, ibu, dan temen-temenku di sekolah..” , candi tidak
meneruskan ucapannya, dan menengok wajah Tyo , “eh .. kenapa aku jadi curhat
sama kamu??” Candi bangkit dari kursi dan langung menuju kedapur .
Tyo bingung dengan sikap Candi, Tyo
berusaha mencari tau apa masalah Candi, Tyo sudah menganggap Candi seperti
adiknya sendiri, jadi Tyo berusaha keras untuk menyelesaikan masalah Candi.
Di sekolah Tyo menyelidiki masalah Candi dengan
Temanya, jam istirahat Tyo menuju ke kelas Candi yang bersebelahan dengan
kelasnya, teman teman Candi tak heran ketika Tyo ke kelas Candi, karena hampir
setiap hari Tyo ke kelas Candi dengan alasan ingin main saja, tapi Candi tidak pernah
mengira kalau Tyo ternyata diam diam menyelidiki Candi.
Tyo terus memperhatikan Candi ketika di
kelasnya, sikap Candi di kelas tidak jauh berbeda dengan sikapnya belakang ini
, ketika dia kerja di warung bakso milik Papa Tyo. Di kelas Candi hanya melamun
dan tidak memiliki semangat , dia tidak seperti dulu , Candi yang ceria, penuh
semangat, dan pintar dan aktif dalam belajar. Tanpa sengaja Tyo melihat Candi
sedang memperhatikan temanya yang sedang bermain Laptop, Candi yang sedang duduk di tempat duduknya itu terus
menatapi teman-teman nya yang sudah mempunyai laptop semua, sepertinya mata
Candi tidak berkedip menatapi teman teman nya
yang berfoto foto, main facebook ,
dan mencari tugas menggunakan laptop.
Tyo mengambil kesimpulan , ternyata diam nya
Candi selama ini karena dia ingin sekali mempunyai laptop, maklumlah Candi
hanya mempunyai seorang ayah yang bekerja sebagai buruh tani karet, penghasilan
ayah nya yang tidak seberapa itu membuat dia merasa menjadi orang termiskin se
SMKN4 Sarolangun, argument Candi itu juga membuatnya menjadi seperti orang yang
egois, yang tidak mengerti keadaan orang tuanya. Memang Candi bekerja di kedai
bakso milik ayah Tyo, tapi percuma jika dia bekerja seperti tidak ikhlas, lebih
baik tidak usa.
Sepulang
sekolah Candi bekerja di kedai bakso
milik papa Tyo, sehabis jam makan siang warung bakso milik papa Tyo sepi,
karena semua pembeli sudah selesai makan semua. Seperti biasa, Candi duduk di
kursi paling sudut di dekat tembok, dan lagi-lagi dia melamun tidak jelas.
Tanpa tegur sapa lagi, Tyo langsung duduk dan
mengajak candi berbicara, “Can, kamu sabar aja,semua itu sudah digaris kan oleh
Allah swt, takdir itu tidak pernah dan tidak akan salah, kekuasaan dan
kebesaran-Nya tidak usah di ragukan lagi, kamu pasti bisa punya laptop kok,
asal kamu mau kerja keras untuk belajar, dan tentunya juga disertai doa, kamu
tidak perlu melamun terus seperti ini, lebih
baik kamu meningkatkan nilai kamu, jika nilai kamu bagus, kamu akan bisa
membanggakan orang orang yang kamu sayang”. Nasehat Tyo dengan panjang lebar.
“Yo, emang kamu tau darimana kalau aku ingin
sekali punya laptop?”, Tanya Candi kehabisan kata. “Candi, kamu tu egois ,jika
kamu memaksakan kehendak kamu seperti itu, kasihan orang tua kamu mencari uang
banting tualang untuk biaya sekolah kamu, kalau mereka tau kamu itu tidak
mempunyai semangat, lesu, dan selalu melamun seperti ini , pasti mereke sangat
kecewa dan sangat sedih, Can, kamu bisa kok pinjem laptop aku kapan aja kamu
mau, toh aku juga jarang pake”. Candi terdiam mendengar prkataan Tyo yang
seperti orang yang sedang berorasi saja.
“Can, coba kamu Tanya pada semua…, rumput yang
bergoyang saja tidak setujundengan sikapmu yang selalu melamun ini”. Ya,
sekarang Tyo malah lebih seperti seorang penyair yang sedang menasehati Candi.
Sejenak Candi diam dan berfikir
tentang perkataan Tyo, “Ada benarnya juga perkataan Tyo, bukan nggak ada yang
perduli sama aku, tetapi justru aku yang nggak perduli sama mereka, aku egois,
tidak pernah memikirkan perasaan mereka, padahal mereka selalu bekerja untukku,
mencari uang untuk makan dan biaya sekolahku, sebenernya aku ini beruntung,
mempunyai sergam, sepatu, buku buku yang lengkap, dan aku disekolahkan di
sekolah yang bagus, masih banyak orang yang kurang beruntung dibandingkan aku,
tapi aku???? ….selalu mengeluh, dan lemas, hanya karena tidak punya laptop..”.
candi bergumam dalam lamunanya, memikirkan perkataan Tyo tadi.
“Can…!”, Tyo mengejutkan Candi. “ya yo….” Candi terkejut dan menghentikan lamunanya.
“Kenapa kamu jadi melamun Can?”, Tanya Tyo, “Yo,, terimakasih ya kamu sudah
menyadarkan aku kalau aku itu tidak sendiri, aku punya ibu, ayah, dan kamu yang
selalu ada untukku. Mulai sekarang aku janji, aku akan belajar keras dan tidak
akan egois lagi, tapi kamu mau kan pinjemin laptop kamu , saat aku mau belajar
dan buat tugas??” Papar candi dengan penuh semangat.
“Ok, siap boss !!, nah gitu dong,
sekarang Candi yang jelek dan bau udah nngak ada lagi, yang ada hanya Candi
yang Cantik dan manis”. Sahut Tyo dengan penuh semangat juga.
Candi tidak lagi egois, setiap
bekerja Candi melakukannya dengan penuh semangat, begitu juga saat belajar. Itu
berkat usaha Tyo menasehati dan membantu Candi. Kini Tyo dan Candi tidak lagi
seperti anak boss dan pegawainya saja, Candi dan Tyo menjadi sahabat baik,
bahkan malah seperti kakak dan adik kandung.
Candi sadar , sifat ego yang tinggi
pada dirinya, serta sikapnya yang tertutup itu hanya mempersulit hidup nya yang
sudah sulit. Karena jika kita lebih terbuka dan menerima saran dari orang lain,
maka hidup kita akan terasa mudah dan
ringan.
Cerpen karya : Rahayu Ningsih
Judul : Terpaku pada laptop
Tema : Arti sahabat
Tokoh : Candi dan Tyo
Penokohan : Candi , egois dan Tyo ,baik
,pengertian
Alur : maju, mulai dari perkenalan sampai akhir
Candi di beri nasehat dari Tyo.
Amanat : selalu menerima saran dari orang lain,
dan jangan egois ketika ingin mencapai satu keinginan.
0 komentar:
Posting Komentar